Selasa, 18 Januari 2022

Kreatifitas Bisnis

Kreatifitas Bisnis


Muhammad Farhan Rezky Ramadhan

20201001

D-III Teknik Informatika

TI-MI Semester 3

AMIK Tri Dharma Palu


Soal : 

1. Apa yang Anda ketahui tentang Kreatifitas Bisnis?

2. Apa yang anda ketahui tentang Bisnis Franchise?

3. Apa yang anda ketahui tentang Diversifikasi Bisnis?


Jawaban : 

1. Kreativitas dan inovasi dalam berbisnis adalah dua hal yang perlu dimiliki dan dikembangkan dalam diri pelaku bisnis demi kemajuan dan kesuksesan. Keduanya sering kali dipandang saling berkaitan dan tak dapat dipisahkan, karena lahirnya sebuah inovasi tak bisa tidak adalah dari bentuk kreativitas itu sendiri. Kreativitas dapat dipandang sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam melihat masalah serta peluang. Sedangkan inovasi adalah kemampuan untuk menerapkan solusi hasil dari pemikiran kreatif terhadap masalah dan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperbaiki sesuatu.

Hakikatnya, kreativitas menghasilkan sudut pandang baru oleh seseorang terhadap suatu masalah. Pola pikir dari seorang dengan kepribadian kreatif adalah terbuka dan luas, atau sering kali disebut ‘out of the box’. Perlu kita ketahui, pola pikir yang demikian itu tidaklah datang secara instan, melainkan melalui suatu proses yang berkesinambungan. Graham Wallas, dalam bukunya “The Art of Thought” menyatakan bahwa proses kreatif meliputi 4 tahap:

  1. Tahap Persiapan, mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah dengan mengumpulkan data/informasi, mempelajari pola berpikir dari orang lain, dan bertanya pada orang lain.
  2. Tahap Inkubasi, pada tahap ini pengumpulan informasi dihentikan, individu melepaskan diri untuk sementara dari masalah tersebut. Ia tidak memikirkan masalah tersebut secara sadar, tetapi “mengeramkannya” dalam alam pra sadar.
  3. Tahap Iluminasi, tahap ini merupakan tahap timbulnya “insight” atau “Aha Erlebnis”, yaitu saat munculnya inspirasi atau gagasan baru.
  4. Tahap Verifikasi, tahap ini merupakan tahap pengujian ide atau kreasi baru tersebut terhadap realitas. Di sini diperlukan pemikiran kritis dan konvergen. Proses divergensi (pemikiran kreatif) harus diikuti proses konvergensi (pemikiran kritis).

Setelah berhasil melewati proses tersebut, maka lahirlah sebuah inovasi. Inovasi adalah  tentang bagaimana seseorang mengimplementasikan kreativitas terhadap sesuatu menjadi satu kombinasi baru yang dapat menghasilkan pemecahan masalah. Definisi ‘baru’ di sini tidak selalu berarti original, melainkan ‘kebaruan’ atau ‘diperbaharui’, yang berarti juga adalah improvement, karena inovasi tidak harus selalu berwujud barang atau jasa baru, melainkan juga perbaikan atau pengembangan dari barang atau jasa yang telah ada.

2. Banyak cara atau skema bisa dilakukan untuk usaha atau bisnis, salah satunya melalui skema bisnis waralaba atau populer dikenal dengan istilah Bisnis franchise. Bisnis franchise kini menjadi salah satu skema usaha yang semakin populer di Indonesia.

Lantas apa yang dimaksud dengan bisnis franchise? Menurut Permendag No. 71 Tahun 2019, franchise atau waralaba adalah hak khusus yang dimiliki oleh orang perseorangan atau badan usaha terhadap sistem bisnis dengan ciri khas usaha dalam rangka memasarkan barang dan/atau jasa yang telah terbukti berhasil dan dapat dimanfaatkan dan/atau digunakan oleh pihak lain berdasarkan Perjanjian Waralaba. 

Sementara menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), waralaba atau bisnis franchise memiliki arti kerja sama dalam bidang usaha dengan bagi hasil sesuai kesepakatan yang mencakup dengan hak kelola serta hak pemasaran.

Jadi secara dasar bisa dipahami jika bisnis waralaba merupakan sebuah usaha atau bisnis yang berlandaskan atas kesepakatan. Anda sepakat untuk mengelola serta menjalankan segala aspek pada bisnis waralaba termasuk promosi dan operasionalnya. 

Secara umum dan mendetail, bisnis franchise adalah bentuk kerja sama usaha antara pemilik merk dagang, produk, atau sistem operasional. Kerja sama ini didelegasikan kepada pihak kedua yang berhak mendapatkan izin untuk pemakaian merek, produk, serta sistem operasional tersebut dalam menjalankan sebuah usaha. Di dalam model bisnisnya, bisnis franchise memiliki dua buah elemen tetap.

  • Franchisor (pemilik bisnis atau pemberi izin bisnis waralaba)
  • Franchisee (pembeli izin bisnis waralaba)

Sebagai pemilik bisnis franchisefranchisor memiliki peran untuk memberikan izin dan hak penjualan terhadap bisnis yang dimilikinya, meliputi merk dagang, produk, serta sistem operasional yang telah dibentuk. Sedangkan franchisee merupakan seseorang atau sebuah badan yang menerima hak penjualan dari pemilik bisnis waralaba setelah mendapatkan persetujuan demi meningkatkan keuntungan dari bisnis tersebut.

Saat ini di Indonesia juga ada dua jenis bisnis franchise yang secara umum sudah diketahui oleh banyak orang. 

  • Bisnis waralaba luar negeri
  • Bisnis waralaba dalam negeri

Adapun, bisnis franchise luar negeri mengacu pada merk dagang atau produk bisnis franchise yang berasal dari luar negeri. Biasanya, bisnis franchise luar negeri memiliki keuntungan dengan sistem operasional yang sudah lebih stabil dan jarang berubah-ubah. Keuntungan itu merupakan salah satu faktor yang meningkatkan peminat dalam menjalankan bisnis franchise.

Sementara bisnis franchise dalam negeri biasanya dijadikan sebagai salah satu bentuk investasi untuk menunjang karier seseorang sebagai pengusaha dalam waktu yang relatif cepat. Menjalankan bisnis franchise dalam negeri menawarkan pengetahuan serta pengalaman baik bagi pemula dalam menentukan strategi bisnis yang optimal untuk pengembangan diri sebagai pengusaha di masa depan.

Dalam mendirikan bisnis franchise atau membeli lisensi waralaba, ada beberapa hal yang harus Anda pertimbangkan. Pasalnya, menjalankan bisnis franchise tidak membebaskan seseorang dari risiko sepenuhnya, malahan jika tidak berhati-hati badan usaha bisa terancam mengalami kerugian.

  1. Model Bisnis Perusahaan

    Hal pertama yang harus dipertimbangkan dalam menjalankan bisnis franchise adalah model bisnis perusahaan karena pada dasarnya membeli lisensi waralaba maka secara tidak langsung telah mengadopsi bisnis perusahaan pemilik lisensi.

    Perlu diketahui bahwa tidak semua model bisnis perusahaan relevan dengan kebutuhan di era modern ini. Beberapa perusahaan memiliki model bisnis yang sudah kuno dan tidak fleksibel. Oleh karena itu periksa terlebih dahulu jenis model bisnis yang digunakan oleh perusahaan pemilik lisensi. Jika menurut Anda kurang dalam beberapa sisi, alihkan ke jenis atau badan usaha lain.

  2. Sejarah Finansial Bisnis Franchise

    Sebelum membeli lisensi bisnis franchise, lakukan riset terlebih dahulu pada sejarah finansial bisnis. Jangan tergoda karena sebuah perusahaan menawarkan keuntungan dari peluang waralaba, karena tidak semua layak untuk diambil.

    Sebagai pebisnis, Anda perlu melihat apakah perusahaan tersebut bisa membuktikan diri sebagai badan usaha yang sukses. Bila rekam jejak perusahaan pemilik waralaba ternilai jelek, Anda perlu tempatkan prioritas pada badan usaha yang lebih berkualitas.

  3. Tingkat persaingan

    Jika Anda hendak membeli lisensi bisnis franchise dari badan usaha yang populer, coba pertimbangkan lagi persaingannya. Pasalnya, badan usaha yang sudah besar umumnya memiliki banyak penerima waralaba.

    Bila keputusan Anda sudah bulat untuk membeli lisensi dari badan usaha yang populer, pertimbangkan terlebih dahulu apakah perusahaan yang Anda pilih memiliki produk bisnis yang relevan. Pasalnya, jika bisnis franchise memiliki produk yang relevan, kesempatan Anda untuk bisa meraih sukses dalam persaingan pasar menjadi lebih besar meskipun terdapat banyak pesaing.

Seperti bentuk atau jenis bisnis pada umumnya, bisnis franchise menawarkan keuntungan bagi setiap pihak yang menjalankannya baik sebagai pemilik, atau pembeli hak bisnis franchise sendiri.

  1. Perkembangan bisnis yang relatif cepat

    Di Indonesia sendiri, bisnis waralaba merupakan salah satu investasi yang baik untuk dilaksanakan jika Anda memiliki keinginan untuk berkarier sebagai seorang pengusaha. Dengan memilih bisnis waralaba sebagai usaha awal, Anda tidak perlu memusingkan hal-hal seperti strategi bisnis. Pasalnya, dari segi perencanaan, sistem operasi serta strategi bisnis waralaba telah lebih dulu ditentukan oleh pemilik bisnis atau franchisor. Sehingga, Anda hanya perlu menjalankan sistem operasional dan prosedur yang telah diinformasikan oleh Anda ketika menyetujui kerja sama bisnis waralaba tersebut. 

    Maka dari itu, besar kemungkinan bahwa bisnis Anda akan berkembang dalam waktu yang relatif cepat. Keuntungan lainnya adalah, Anda tidak perlu repot-repot menyiapkan produk untuk membantu meningkatkan valuasi bisnis waralaba Anda. Pihak pemilik bisnis waralaba biasanya akan memenuhi kebutuhan berjalannya usaha. Kerap kali Anda hanya diminta untuk menyediakan tempat untuk menjalankan bisnis waralaba yang telah disepakati.

  2. Minim branding

    Keuntungan lainnya yang bisa Anda dapatkan sebagai franchisee yang menjalankan bisnis waralaba adalah melakukan branding atau promosi secara minimal. Biasanya, bisnis waralaba telah lebih dulu memiliki branding yang kuat di masyarakat, sehingga mudah dikenal dan kerap kali jadi pilihan favorit bagi para konsumen. Dengan minimnya kebutuhan promosi berkat brand awareness yang kuat, Anda akan mendapatkan keuntungan untuk menjalankan bisnis waralaba lebih mudah dan relatif cepat dalam mengembangkannya.

  3. Memiliki rekan bisnis profesional

    Ketika Anda membeli hak pengelolaan bisnis franchise oleh franchisor, secara otomatis pemilik bisnis waralaba tersebut akan menjadi rekan bisnis Anda. Memiliki rekan bisnis yang berpengalaman dan profesional merupakan salah satu keuntungan yang bisa Anda raih saat menjalankan bisnis franchise.

    Bersama franchisor sebagai rekan kerja, kebutuhan fasilitas atau sistem operasi dalam pengembangan bisnis Anda biasanya telah disediakan lebih dahulu. Maka, Anda hanya perlu fokus dalam menjalankan bisnis waralaba demi meraih keuntungan serta pengembangan bisnis yang stabil dan kuat. Selama menjalankan bisnis waralaba, Anda pun bisa mulai memerhatikan aspek-aspek pengetahuan terhadap menjalankan bisnis untuk pengembangan diri Anda sebagai seorang pengusaha di kemudian hari.

  4. Sebagai tempat pembelajaran bisnis

    Anda dapat menjadikan bisnis waralaba sebagai tempat pembelajaran bisnis untuk menambah pengetahuan serta keahlian yang dibutuhkan sebagai seorang pengusaha di kemudian hari. Dengan menjalankan bisnis waralaba sebagai usaha awal, anda bisa mempelajari berbagai aspek bisnis seperti promosi, marketing, pembentukan sistem operasi, pengelolaan uang, dan masih banyak lainnya. Ilmu-ilmu yang telah Anda dapatkan selama menjalankan bisnis waralaba nantinya bisa Anda adopsi dan modifikasi demi kebutuhan pengembangan bisnis lanjutan yang Anda buat sendiri di kemudian hari. 


3. Dalam konsep investasi dikenal dengan diversifikasi investasi. Para wirausahawan dalam menjalankan bisnis telah menjadikan konsep diversifikasi investasi ini tertuang dalam bisnis yang ia jalankan. Artinya keputusan diversifikasi bisnis dilandasi oleh berbagai alasan dan latar belakang. Konsep diversifikasi ini dalam sejarahnya dikemukakan oleh Herry Markowitz yang oleh beberapa kalangan dikenal dengan Teori Portofolio Herry Markowitz.
Teori yang dikemukakannya adalah begitu sederhana yaitu “don’t put all yang eggs in one basket” (jangan meletakkan telur pada satu keranjang, tapi letakkanlah pada lebih dari satu keranjang). Konsep teori ini dikenal dengan diversifikasi investasi atau melakukan investasi bersifat tidak terpusat pda satu bidang saja tapi lebih pada satu bidang serta dilakukan juga bukan searah atau membuka bisnis yang bersifat tidak searah.
Harry Markowitz adalah salah seorang pakar dalam bidang manajemen investasi. Teorinya tentang diversifikasi investasi adalah begitu dikenal dan hingga saat ini tetap terus menjadi bahan diskusi di berbagai universitas di seluruh dunia. Jurnal yang ditulis oleh Herry Markowtiz berjudul “Portfolio Selection” pada tahun 1952.
Pemikiran yang dikemukan oleh Herry Markowitz mampu memberi masukan pada kita semua tentang pemilihan portofolio, atau dengan kata lain Markowitz telah memberi sebuah wacana pemikiran kepada kita semua tentang bagaimana memahami portofolio dengan berbagai instrumen pendekatan yang bisa dijadikan bahan pertimbangan.
Keputusan pebisnis dan juga investor dalam mengambil keputusan adalah sangat dipengaruhi oleh perilaku pasar yang terjadi serta karakteristik psikologis yang dimiliki oleh investor tersebut, seperti apakah ia seorang yang risk seeker (berani pada risiko), risk adverse (takut pada risiko), seorang yang risk indifferent (hati-hati pada resiko). 
Memang dalam konsep manajamen risiko adalah semakin tinggi resiko maka semakin besar keuntungan dan semakin kecil risiko maka semakin kecil keuntungan.
Teori portofolio model Markowitz adalah mengajarkan tentang berinvestasi dengan cara memecah dana yang di investasikan tersebut untuk kemudian meletakkannya jalur yang berbeda-beda atau bersifat bisnis yang tidak searah. Dengan harapan peletakkan dana secara terpisah tersebut akan mengurangi resiko yang akan timbul di depan.
Sebagai catatan bahwa keputusan melakukan kebijakan dengan menempatkan investasi yang bersifat tidak searah bukan dalam artian memperkecil risiko yang sebenarnya namun diharapkan mampu membuat risiko tersebut menjadi lebih merata dan tidak terfokus pada satu bidang saja atau pada satu sektor saja. Konsep ini sering dikenal dengan pemerataan risiko pasar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar